Pages

Dynamic Blinkie Text Generator at TextSpace.net


Wednesday, July 27, 2011

ULTAH-ku yg ke-20

Lahir di angka kembar, menurut Feng Shui itu bertuah, dan jumlah angka lahir yang bila dijumlahkan menjadi 2 seperti angka-angka 2, 11, 20, menurut Feng Shui itu adalah tanggal lahir orang yg memiliki perasaan yg sangat halus. Percaya ga percaya, itu menurut majalah yg pernah saya baca, sepertinya saya memiliki 2 kriteria tsb, 11! Hahahaaa..., ada-ada aja.

Hari ulang tahun yg ke-20 terasa sangat datar, aku hampir gila di mana aku sendirian di kosan ditinggalkan kakakku yg mudik ke Bengkulu karena temen SMA nya nikahan. Tanpa makanan yg lezat yg tersedia, hanya menghibur diri dengan Iced Cappuccino di siang hari di kantin kampus. Yang mengucap pertama kali, Linda, teman kosanku, dan yg terakhir kali, dgn romantisnya, “Aku mau ngucapin yg paling terakhir”, sahabat karibku, Wirda Lovely (I love u so much, hun, so missing you.. :’( )

Alhamdulillah, ulang tahun 3 tahun berturut-turut ini aku dapat tart surprise, Alhamdulillah sekali, terima kasih Yaa Allah.. :’) Malah tahun kemarin yg ke-19, aku 2 kali tiup lilin di kue tart, yg lebih terharu lagi, 1 tart adl handmade mbak2 kosan.. :’)

Tahun ini surprise tart kembali ada, walau lilinnya sempet patah (gapapa kok :’) ), dan saya pulang seperti org gila dgn krim2 yg bercelemotan di muka saya dan pakaian saya akibat ulah Lia n Aya. :’)
Terima kasih untuk orang-orang yg sangat berpengaruh dlm hidup saya. Meskipun barangkali kalian kewalahan menghadapi saya tp tidak apa-apa, mungkin klo tdk demikian, mngkin saya hanyalah sendiri di sini. :’(

Terima kasih untuk sahabat saya yang paling saya sayangi, Wirda Syafia, ketika kita bisa memahami satu sama lain, dan sejalan atas segalanya. Yang telah bersedia mendengar semua keluh kesah saya, yg membuat saya merasa dibutuhkan di dunia ini, yg meyakinkan saya bahwa saya bisa berdiri sendiri layaknya seorang laki-laki yg tangguh, menjadi orang yg pemberani, tdk takut tantangan. Saya teringat ketika SMA, ketika sering lomba presentasi menghadapi bantaian-bantaian dosen, saya berusaha mempertahankan pendapat meskipun saya salah, saya berani berspekulasi atas suatu fakta sehingga dosen itu berkata iya pada saya. Mungkin tidak ada yg saya bisa saya banggakan, atau kurang kompetennya saya, tapi keberanian yg telah Tuhan berikanlah yg saya gunakan dgn sebaik2nya, apa lagi yg bisa saya gunakan selain keberanian? Yg membuat saya bahagia ketika mengajarkan padanya cara menggambar rantai hidrokarbon, yg selalu duduk sebangku meskipun undian bangku tak berpihak pada kita, saya sangat ingat kecuranga2 mengharukan itu. :’) Jujur keberanian saya saat ini sepertinya menurun. Tp saya mempunyai kenangan 2 indah soal keberanian.

Terima kasih untuk sobat saya Aya, Veranty Soraya Martawinata. Aya,wanita yg perawakan agak tomboy, tapi mempunyai perasaan yg halus di dalamnnya, yg telah sangat memperhatikan saya ketika saya sakit, yg membawakan obat2an untuk saya, yg mengajak saya jalan2 ketika saya bersedih hati, yg sangat melindungi saya ketika ada orang yg menyakiti saya. Saya sangat merasakan hal yg teramat dalam dalam hal melindungi teman. Bahkan terima kasih beribu ketika dia menyetir dengan emosi dan kecepatan tinggi ketika mengejar waktu presentasi SIA (Pak Arista) agar tidak di-diskualifikasi. :’) Saya serasa baru saja menghentikan bom waktu!

Terima kasih untuk sobat saya Lia Senda Riyanti, dan maafkanlah saya. Ketika saya dengan emosinya membiarkan dia pulang sendiri, dan dia yg tdk marah ketika mendengar ocehan-ocehan saya yang sangat tidak mengenakkan. Saya seperti orang phsyco yg marah2, lalu meminta maaf. Lia, wanita yang lemah lembut, girly, terkesan lemah tetapi mempunyai sikap optimis yang tinggi di dalam dirinya. Yang tetap yakin ketika saya mulai menyerah, yang membuktikan bahwa putus asa saya salah ketika menghadapi presentasi SIA. Dan yg dengan semangatnya membaca karya-karya saya bahkan memintanya tanpa saya suruh baca, yg membuat saya yakin bahwa saya layak untuk kembali ke dunia tulis-menulis, jurnalistik, sastra, public speaking, atau apalah itu.

Keberanian, Menjaga dan melindungi, serta optimisme, seperti satu keluarga baru yg saya dapatkan.

Saya kembali teringat masa kecil yg indah, yg tdk akan saya lupakan sampai mati pun, bahkan jika dalam keadaan koma sekalipun, mungkin saya akan mengingat kenangan-kenangan masa kecil saya. Di mana masa kecil yg sangat indah, meniup lilin-lilin putih ketika berulang tahun. Ulang tahun menjadi momen yg sangat berarti karena keluarga alm.Pak Firman, yg telah sangat menyayangi saya dan saudara-saudara saya, di mana kami hidup dengan orang tua yg sibuk bekerja, apalagi ayah yg sering ke luar kota karena menatar. Anak-anak keluarga Pak Firman yg sangat menyayangi kami, Almh. Dodo Desi, Uni Fenty, Inga Novi, Dang Ichwan, Kak Cik Ema, Abang Hani, Bungsu Tatiek, yg telah membuat masa kecil kami sangat indah, yg telah mengistimewakan setiap hari ulang tahun kami, yg sangat memperhatikan kami, beserta mamak yg penuh kasih sayang terhadap kami, terima kasih banyak. Kalian sudah seperti keluarga kami sendiri. Ketika kami berkutat pada gunting kuku, dan memotong kuku kami untuk pertama kali, kalian dengan tersenyum mengabadikan dalam sebuah potret, seorang anak kecil yg menggunting kuku. :’( Ketika kami merangkak pertama, ketika kami bisa berdiri, ketika kami menjentikkan jari kami memanggil burung yg terbang, kalian lah yg mengabadikan dalam sebuah potret, saksi pertumbuhan kami. Dan kami yg menyanyikan lagu anak-anak ciptaan Pak Kasur, Ibu Sud, dengan iringan gitar almarhum, ketika kami usia 3 tahun, sudah hafal beberapa lagu, lancar bicara, bahkan bisa menyebut huruf R. Sungguh pertumbuhan yg luar biasa untuk anak-anak. Terima kasih untuk segalanya, yg telah kalian curahkan pada kami. Semoga anak cucu kalian mendapatkan kasih sayang yg luar biasa melebihi yg telah kami dapatkan. :’)

Kenangan demi kenangan kembali bertahta dalam benak ini, ketika hidup saya terselamatkan dari penyakit yg tak kunjung sembuh selama 1 bulan lebih, dan dari kecelakaan hebat yg membuat saya terhempas 10 meter di jalan raya, terima kasih Allah masih mempercayakan dunia ini pada saya.
Untuk orang-orang yg pernah hadir dalam hidup saya, yg memberikan banyak arti, terima kasih.
Untuk orang-orang yg merasa tersakiti karena kehadiran saya, sesungguhnya saya tidak pernah bermaksud untuk melukai. Maafkanlah saya.
Untuk kalian yg telah mendoakan saya, semoga kalian mendapatkan berkah melebihi doa yg kalian panjatkan untuk saya..
Di 20 tahun ini, semoga saya menjadi wanita yg lebih bijaksana, sukses dunia akhirat, menjadi wanita yg kuat, dan berarti untuk orang-orang di sekitar saya. Aaammiiin yaa robbal ‘alamin. :’)

Sajak-Sajak Teduh

Ayahanda bernyanyi, "Dia datang dengan senyum simpulnya, dia datang dengan senyum simpulnya."
Sambil melewati lorong-lorong, saat aku masih anak kemarin sore.

Ada sobat yang menghabiskan waktu mendengarkan siang dan malamku, segalaku.
Hingga kopi beraroma lembut tetes terakhir serasa seperti pasir di lidah,
dari pagi hingga lohor, duduk satu meja, berdua saja, memasang telinga.
Baiknya seperti ini, atau seperti itu ku bingung.
Hanya bercerita saja agar lega, dan ungkapkan bahwa semua tak kan pernah binasa.
Turun tangan tetap saja pada sang empunya, aku.

Ada kawan yang menghabiskan waktu tertawa tragis, hanya dengan menatap foto sang idola.
Agar melarikan pikiran, tetap saja itu masalah klasiknya.

Tapi aku lebih suka menghabiskan waktu, bercerita tentang hari-harimu yang melelahkan,
peluh yang meraja, ke mana kaki melangkah dari pagi hingga petang,
atau sekedar bercerita tentang pohon delima yang baru berbunga satu.

Di sini ada aku...,
yang dengan syahdunya menghabiskan waktu menonton film bisu.
tetap menggema walau tanpa suara, sayang...

Untuk jiwa-jiwa yang teduh....

Tak ada yang lebih puitis selain bicara tentang kebenaran...