Pages

Dynamic Blinkie Text Generator at TextSpace.net


Thursday, March 14, 2013

Tomate

Tak terasa aku sebentar lagi akan ujian komprehensif, untuk meraih gelar (S.E) Sarjana Ekonomi, yang menurut aku sangatlah tidak keren ini. Dan usia ini sebentar lagi memasuki usia 22 tahun. Aku sudah dewasa. Aku harus mandiri dalam segala bentuk.
Air mata ini kian menetes, tatkala ku teringat aku masih duduk di pangkuan ayah dan merengek minta ini minta itu. Aku selalu ingat akan masa kecil. Tapi yang paling aku ingat adalah "tidak pernah dibuatkan bekal ke sekolah". Kenapa aku harus mengingat hal buruk? Ya, mungkin itu lah yang sangat membekas dalam benakku, sebagai anak yang sangat mandiri sedari kecil dan mengerjakan semuanya serba sendiri.
Aku sangat sedih, jikala ibu memperhatikan saudara kandungku yang lainnya dengan amat sangat. Memikirkan mereka dengan amat sangat, walau itu menyuguhkan secangkir teh hangat jikala sakit. Aku selalu ingin pergi jauh dari rumah. Hidup sendiri dan mencari ketenangan hidup, hangatnya keluarga, walaupun itu keluarga orang atau teman-teman. Menyedihkan di kala UN SD dan SMP ku harus bergelut dengan keadaan ibu yang di rumah sakit tak kunjung sembuh, sangat menyedihkan buatku. Di saat aku sangat butuh perhatian dan kasih sayang, aku malah harus mengerjakan semuanya serba sendiri.

By the way, di masa perkuliahan, terasa hambar sekali. Di mana aku belum pernah menghasilkan uang dari keringatku sendiri, tidak seperti SMA dulu yang alhamdulillah selalu kebagian rejeki. Serasa menghabiskan perkuliahan yang sia-sia jika melihat teman-teman lain yang membuat acara persahabatannya dengan membuat usaha walau kecil-kecilan seperti usaha makanan ringan. :)


Ya Tuhan, aku cuma mau hidup bahagia. Aku mau berpetualang. Aku mau ke luar negeri, walau gaya pronunciation aku yang menipu banget, tapi sebenarnya Bahasa Inggrisku biasa aja pas-pasan.

Tapi melihat keluarga aku yang cuma sepihak dan sangat mengutamakan anak pertamanya, aku rasanya mau segera hidup dengan orang yang aku sayangi, melupakan mimpi-mimpi aku, dan membuat keluarga baru yang penuh kedamaian dan kasih sayang.
Mungkin hanya keajaiban Tuhan yang bisa mengendalikan kesabaran aku saat ini.

Dalam hidup ini kita tidak boleh melupakan To=Tolong. Setiap kita meminta sesuatu, diharapkan untuk mengucapkan kata Tolong, atau bahasa baratnya orang-orang bilang "please", disertai tutur kata yang sopan. "Tolong ambilkan minum, Dek." atau "Tolong isikan pulsa, Yah." (selain ada "tolong" nya, juga harus ada "Dek" dan "Yah" nya)


Yang kedua kita tidak boleh melupakan Ma=Maaf. Setiap kita berbuat salah, kita harus, wajib meminta maaf. Kita tidak boleh segan untuk minta maaf. Karena dengan mengucapkan kata maaf, orang-orang akan lega atas kesalahan kita yang mengecewakannya.


Yang ketiga Te=Terima Kasih. Apapun yang telah dilakukan oleh orang lain untuk kita, walau itu hal-hal yang sederhana sekalipun, seperti kernet busway yang memberikan tiket, ibu-ibu yang menunjukkan jalan, kasir yang memberikan uang kembalian, tanda tangan dari dosen, atau ciuman dari bayi pun, kita tidak boleh lupa untuk mengucapkan "Terima Kasih" (walaupun bayi tersebut tidak mengerti, namun menurut penelitian, bayi berumur 6-12 bulan mengerti apa yang kita ucapkan walaupun dia tidak meresponnya dengan kata-kata atau tawa sekalipun)


Tomate adalah kata-kata kasih sayang yang akan aku ajarkan nanti untuk keluarga baruku. Walaupun tidak ada budayanya dalam keluargaku yang sekarang, tapi aku akan mengajarkan kepada mereka (baca: malaikat-malaikat kecilku) kelak. :)


Bagaimanapun juga, aku tidak boleh dendam atas segala kenangan buruk. Walau itu kenangan tentang perasaan sekalipun. Ataupun orang tua yang memberikan bekal pas-pasan saat di negeri orang dan hanya ingin terima jadi saja tanpa acap kali menengok anaknya di kamar sewaan walaupun sakit parah. :)


Di mana ada kesusahan, di situ ada kemudahan...


Tolong hargai pilihan hidupku, Yah, Bu....


Maaf atas sikapku yang kadangkala mengecewakan...


Terima Kasih atas hidupku yang ditempa menjadi kuat...


:)